Senin, 08 Juli 2013

Asal Usul Manusia

Manusia adalah Hibrid antara Simpanse dan Babi

 

KOMPAS.com — Ini mungkin terdengar gila dan tidak masuk akal. Namun, seorang pakar genetik bernama Eugene McCarthy mengatakan bahwa asal usul manusia adalah hibridisasi simpanse dengan babi.

McCarthy mengungkapkan, pandangannya didasarkan pada karakteristik anatomi manusia, bukan genetik. Menurutnya, ada banyak ciri anatomi manusia yang tidak ditemukan pada primata lain, termasuk simpanse yang dikatakan paling dekat kekerabatannya dengan manusia.

Dalam makalah berjudul "Are We Hybrid" yang diunggah di situs macroevolution.net, McCarthy mengatakan bahwa salah satu ciri itu adalah warna mata. Warna mata hijau, biru, dan coklat tidak ditemukan pada simpanse dan orangutan. Cuma ada satu kasus bahwa gorila punya mata biru.

Baca selanjutnya

Moyang Manusia mirip Tikus

 

WASHINGTON, KOMPAS.com — Selama ini, fauna yang dianggap sebagai moyang manusia hanya golongan primata. Padahal, pohon asal usul manusia lebih rumit. Ilmuwan baru saja mengungkap moyang baru manusia yang morfologinya ternyata menyerupai tikus.

Makhluk tersebut diungkap lewat penelitian selama 6 tahun, melibatkan studi morfologi dan genetik dari fauna modern dan prasejarah. Morfologi yang diamati di antaranya organ dalam, gigi, otot, bahkan pola bulu.

Ilmuwan fokus mempelajari golongan mamalia yang memiliki plasenta, seperti manusia, gorila, kuda, dan gajah. Golongan mamalia lain selain plasenta adalah masurpial yang membesarkan embrio dalam kantung serta monotrem yang membesarkan embrio dalam telur.

Baca selanjutnya

Moyang Manusia Punah gara-gara Kelinci


NEW JERSEY, KOMPAS.com — John Fa, peneliti dari Durrell Wildlife Conservation Trust di Jersey, berdasarkan hasil penelitiannya mengklaim bahwa Neanderthals, moyang manusia, punah gara-gara kelinci. Bagaimana bisa?

Fa meneliti tulang belulang hewan yang ditemukan di tiga lokasi penggalian di Spanyol dan Perancis. Dia menemukan bahwa sekitar 30.000 tahun lalu, mamalia besar seperti rusa melimpah di gua. Namun, pada masa berikutnya, mamalia besar mulai jarang ditemui.

Fa berpendapat, kemampuan beradaptasi untuk berburu mamalia berukuran kecil memegang peranan penting dalam kesintasan spesies. Sementara manusia modern pintar beradaptasi, tak demikian halnya dengan Neanderthals.

"Ketergantungan yang tinggi pada perburuan dan konsumsi mamalia besar oleh kelompok kerabat manusia tertentu membatasi kesintasannya ketika mangsa pilihannya menjadi terbatas," papar Fa seperti dikutip Daily Mail, Rabu (6/3/2013).

Baca selanjutnya

Moyang Manusia adalah Pemakan Kulit Pohon



LEIPZIG, KOMPAS.com - Salah satu nenek moyang manusia, yaitu spesies Australopithecus sediba yang ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 2008, ternyata pemakan kulit pohon dan kayu.

Studi terbaru yang dipimpin oleh Amanda Henry dari Max Planck Institute of Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, menguak hal tersebut. Riset dilakukan dengan analisis plak gigi yang memfosil, disebut calculus, pada Australopithecus sediba.

Secara lebih detail, riset menganalisis pola gigi, fragmen tumbuhan pada gigi dan data karbon isotop. Hasil penelitian menguak bahwa selain memakan buah dan dedaunan, moyang manusia tersebut juga memakan kulit pohon dan bahkan kayunya.

Baca selanjutnya


Telah terbit CD Akademika 2 in 1 untuk membantu guru siswa menjalani pebelajaran interaktif dan menyenangkan.

Soal UN SD (Matematika, Bahasa Indonesi, IPA)
Pembahasan soal
Fitur multimedia
Editable/dapat diperbaiki sesuai ide sendiri
Kembangkan Bang Soal sendiri
Dapat digunakan di LAN sekolah
Sukses UN dengan nilai tinggi

Dapatkan CD-nya di toko-toko gramedia di seluruh Indonesia